“Dan tidak satu pun makhluk yang bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
(QS. Huud [11]: 6).
Setiap manusia sudah ditetapkan rezekinya masing-masing. Jangan takut tidak mendapat rezeki dari Allah. Karena sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk yang bernyawa. Orang yang beriman kepada Allah tentu tidak akan pernah mengeluh tentang apa yang ia peroleh. Sekalipun yang didapatkannya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Karena ia yakin bahwa Allah telah menetapkan rezeki baginya. Masa kita kecil tidak pernah kita fikir tentang rezeki kita sendiri, tetapi rezeki kita tetap ada disalurkan melalui ibu bapa kita.
Sekalipun rezeki itu telah ditetapkan bagi setiap makhluk yang bernyawa, manusia tidak boleh tinggal duduk diam dengan mengharap rezeki datang begitu saja. Manusia juga harus berikhtiar untuk menjemput rezeki yang telah ditetapkan Allah tersebut. Karena rezeki itu bukan seperti hujan yang turun dari langit begitu saja tanpa disertai ikhtiar. Apa yang kita tabur, tentu kelak kitapun akan menuainya. Allah Maha Pengasih. Ia tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Apa yang diusahakan manusia tentu ia pun akan mendapatkan imbalan yang setimpal.
Begitu pula dengan rezeki. Orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh tentu akan mendapatkan rezeki yang lebih baik daripada orang yang hanya duduk diam tanpa melakukan apa pun yang dapat mendatangkan rezeki. Perusahaan-perusahaan yang berdiri megah diawali dengan peluh. Manusia biasanya hanya melihat segala sesuatu dari luar saja. Ia tidak melihat bagaimana seorang pengusaha yang berjaya mengalami jatuh-bangun sehingga mendapatkan apa yang telah ia usahakan.
Setiap manusia memiliki cara yang berbeza-beza dalam mengundang rezeki. Tinggal bagaimana cara manusia itu sendiri untuk mengetahui potensinya dan mengundang rezeki yang telah ditetapkan untuknya. Seorang yang ahli dalam masak-memasak makanan tentu sangat baik jika ia mengundang rezekinya dengan cara mendirikan restoran. Seorang yang mahir dalam membuat suatu kraftangan boleh membuat souvenir misalnya, mekanik kereta boleh membuka bengkel kereta, INSYAALLAH seseorang itu akan berjaya dengan usahanya tersebut.
Orang yang merasa bahwa dirinya jauh dari rezeki adalah orang-orang yang pesimis. Keimanan mereka masih perlu dipertanyakan. Allah telah menetapkan rezeki masing-masing bagi hambanya sebelum ia keluar dari rahim ibunya. Bahkan pada saat empat bulan di dalam kandungan, rezeki seorang hamba sudah ditetapkan Allah SWT. Manusia tidak perlu takut akan rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT untuknya. Sesunguhnya Allah SWT Maha Pengasih. Ia tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang berikhtiar mengundang rezekinya dengan mengaharap ridha-Nya.
Selain itu banyak cara yang bisa mengundang rezeki yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan cara silaturrahim. Silaturrahim merupakan salah satu cara yang sangat mudah dilakukan tapi sangat baik manfaatnya. Semakin banyak kenalan yang dimiliki maka peluang untuk memperoleh rezeki semakin terbuka luas. Hal ini bukan berarti kita berharap menadah tangan kepada orang lain untuk memberikan sebagian rezeki mereka kepada kita. Tapi mempermudah jalan kita untuk memperoleh masukan dari mereka yang memiliki pengalaman yang berbeda dalam usahanya masing-masing. Misal seseorang yang sedang mencari pekerjaan mendapatkan kemudahan tentang informasi kekosongan pekerjaan karena memiliki banyak kenalan yang boleh membantunya.
Setiap manusia pasti mempunyai keinginan yang terbaik bagi dirinya. Namun keinginan tersebut harus disertai dengan ikhtiar. Dengan adanya ikhtiar, maka Allah SWT akan memudahkan untuk mencapainya. Sebaliknya, kemalasan akan membawa manusia kepada keterbelakangan. Malas bukan merupakan alasan untuk menghindar dari suatu kewajiban. Setiap orang diberikan pilihan, tinggal bagaimana ia memilih yang terbaik bagi kehidupannya. Jika yang dipilih bisa membawa dirinya pada kemelaratan, itu merupakan pilihannya. Tapi manusia yang memiliki akal pikiran tentu akan memilih sesuatu yang dapat merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Milikilah rasa optimis, karena optimisme akan mempermudah pencapaian cita-cita dan keinginan. Orang yang optimis tidak pernah mengenal kata putus asa. Karena Allah SWT melarang hambaNya bersikap putus asa (Q.S. Yusuf [12]: 87). Setiap kali ia ditimpa cobaan ia selalu menilai diri (muhasabah) agar boleh lebih baik lagi di masa akan datang. Orang yang optimis tidak pernah takut akan bahagian rezeki yang diperolehnya. Ia percaya bahwa Allah telah menetapkan rezeki baginya. Ia pun yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang berikhtiar untuk mencari rezeki dari-Nya.
Ikhtiar juga perlu diiringi dengan doa. Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Memohon kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam mendapatkan rezeki dari-Nya. Namun, sebagian manusia enggan berdoa. Ironisnya mereka berharap memperoleh rezeki yang banyak dari-Nya, padahal Allah berfirman: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran” (Q.S. Al Baqarah [2]: 186).
Selain itu, seorang hamba sudah seharusnya untuk menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya agar doa yang kita panjatkan mendapat perhatian dari-Nya. Gunakan waktu-waktu mustajabnya doa dalam berdoa kepada Allah SWT. Seperti pada waktu sepertiga malam terakhir, diantara iqamat dan adzan, dan pada saat sujud dalam solat. Adukan apa yang menjadi permasalahan hanya kepada Allah SWT. Agungkan Dia dalam setiap doa yang dipanjatkan. Bermohonlah kepada-Nya dengan penuh rasa harap dan cemas (Q.S. Al-Anbiyaa’ [21] : 90)
Manfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Jika Dia telah memberikan rezeki kepada hamba-Nya, tunaikanlah kewajiban untuk mengeluarkan sebagiannya bagi saudara-saudara kita yang memerlukan. Jangan sampai kufur terhadap nikmat-Nya yang telah dikurniakan. Bersihkanlah harta yang diberikan itu dengan cara mengeluarkan zakat. Bersedekah kepada orang lain tidak akan mengurangi bahagian dari rezeki yang diperoleh. Malahan boleh menjadi tabungan kelak, baik di dunia maupun di akhirat. (Q.S. Al-An’aam [6] : 160).
Rezeki yang telah diberikan sebaiknya diterima dengan bijak dalam pengelolaannya. Harta yang hanya disimpan tidak akan pernah beranak pinak menjadi banyak. Untuk itu perlu pengetahuan dalam mengaturnya. Mempergunakannya dengan mengutamakan keperluan yang paling utama. Orang yang tidak punya pengurusan yang baik terhadap harta yang dimiliki, maka ia akan selalu merasa kurang dengan apa yang telah diperolehnya walaupun ia memiliki harta yang banyak. Tetapi bagi yang mengerti bagaimana mengurus rezeki dengan baik maka ia akan selau merasa cukup dengan apa yang telah diperolehnya. Bahkan mungkin ia merasa lebih.
Yakinlah bahwa bagian rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT kepada hambanya tidak akan berkurang sedikitpun. Terimalah rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT dengan hati yang ikhlas. Jangan pernah mengeluh dari apa yang telah diberikan Allah SWT. Berusaha untuk sentiasa merasa cukup dan tetap terus berikhtiar untuk meraih ridhanya.
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment